Sabtu, 25 Januari 2020

ROTASI PERSAHABATAN (Edisi Revisi)

ROTASI PERSAHABATAN

Sang Surya mulai menampakan dirinya di ufuk timur, pertanda hari baru telah dimulai. Layaknya seorang insan lainya, Dika, seorang lulusan dari SMA Bina Bangsa ini mengawali hari barunya selepas kelulusanya seminggu lampau. Sembari menentukan langkahnya untuk melanjutkan studinya. Layaknya remaja pada umumnya, Dika mencari info tentang sekolah lanjutan yang banyak orang lain favoritkan.

Walaupun sudah lulus dari SMA, ia masih terbiasa selalu berkomunikasi dengan sobatnya semasa SMA (Alex,Miko, Gilang dan Bimo). Selalu ada alasan untuk mengawali percakapan diantara mereka. Mungkin karena cerita masa SMA mereka dulu yang telah terukir dan  masih melekat dihati masing",kalau kata lagu Mas Bondan sih “Kita Untuk Selamanya”, hiya,hiya,hiya.

Akhirnya Dika Mengambil jurusan Teknik di Universitas Padjajaran bersama kawannya semasa SMA yaitu Alex. Bertahun-tahun saling mengenal menjadikan mereka berdua saling mengenal karakter satu dengan lainya. Tak jarang perselisihan memang bukan lagi menjadi lagu lama bagi kedua remaja ini. Ya memang terkadang hal sekecil apapun bisa menjadi konflik bagi duo sejoli ini. Tak heran walau mereka telah berada dibangku kuliah, konflik masih sering muncul diantara keduanya. Namun yang perlu disadari, terkadang konflik itulah yang menyatukan persahabatan diantara keduanya.

Pernah suatu masa saat SMA, Dika dan Alex renggang karena sebuah masalah. “Bro, kenapa sih Kamu tidak  mau satu kelompok denganku ?” Ujar Dika kepada Alex. Dan dengan santainya Alex menjawab : “Maaf, bukanya kamu yang menolak ajakanku untuk satu kelompok”. Ya memang sepele masalah diantara keduanya ini. Memang diantara mereka sering selisih paham disaat SMA, walau terkadang dekat, malah banyak jauhnya. Tapi akhirnya mereka kembali berteman saat Keduanya di bangku kuliah.

Semester demi semester telah dilewati Dika bersama Alex dan tak diduga Alex berhasil lulus mendahului Dika dengan nilai Cumlaude. Sungguh beruntung memang nasib Sahabat Dika yang satu ini. Dan berkat prestasinya itu, Alex melanjutkan Karirnya di salah satu perusahaan terkenal di Kota Bandung yaitu PT CIWALK. Memang nasib memihak pada Alex karena dia diangkat menjadi direktur utama di Perusahaan tersebut.

Namun  walau demikian terkadang malah dia selalu iseng pada Dika, sekedar menanyakan kabar, sampai ngajak hunting ke rekreasi hits di kota Bandung. ya memang begitulah Alex, mungkin memang sudah menjadi hobinya hunting dari semasa mereka SMA dahulu. Seperti pada suatu hari : “Bro, hari ini tidak ada Jadwal kuliah kan,yuk kita ke Cibaduyut”, Dikapun dengan sok sibuknya menjawab : “Sabtu kosong kuy,hari ini ada presentasi”. Tapi sesibuk apapun Dika sebisa mungkin ia meluangkan waktu untuk sahabatnya ini. Hingga sampai saat ini pun mereka masih saling berhubungan meskipun waktu terkadang menjadi penghalang.

Lain cerita dengan sahabat Dika lainya yang bernama Miko. Setelah lulus dari studinya di Universitas ITB, Miko bekerja sebagai cheff di “King Queen”,sebuah resto internasional di Semarang . Walaupun Dika dan Miko ini beda Universitas, nampaknya tidak mengubah cerita mereka semasa SMA. dimana dulu saat SMA,mereka pernah dihadapkan dalam project kimia bersama di masyarakat. Entah mungkin mereka satu sekolah atau karena project tersebut yang menjadikan kedekatan diantara keduanya saling terjalin. Dan untuk saat ini keduanya fokus dengan studinya masing-masing. Walaupun dengan kesibukanya, mereka masih sering saling berhubungan lewat sosial media facebook hanya untuk sekedar saling menanyakan kabar.

Miko memang seorang yang hebat, karena selain sukses di akademik dan karir, sahabatnya ini juga sukses dalam bidang percintaan. Buktinya ia telah memiliki tunangan. Ya, Dika kaget saat mendengar kabar ini. Miko berkata : “Gan, Aku minta doanya agar pertunanganku nanti diberi kelancaran”,celoteh Miko lewat dinding Chat di Facebook. Dengan Shock Dika pun membalas “Bukankah kau dulu seoang introvert Boy,hehe maaf bercanda”. “iya bro,mungkin begitulah Tuhan menuliskan naskah kehidupan ini” sahut Miko.

Dika  sadar bahwa semua memang takdir dari Sang Pencipta untuk menciptakan manusia bepasangan dan suatu saat, Dikapun berharap menemukan jodohnya, setidaknya agar dia tak lagi disebut Jones lillah (jomblo happiness lillahita'ala,hahahaha). Memang saat ini walaupun Miko sudah melangsungkan pertunanganya, baik Dika maupun Miko lebih memilih untuk fokus menyelesaikan studinya dan mengejar karir.

Hingga pada akhirnya Dika menyelesaikan studinya di Universitas Padjajaran dengan nilai yang cukup baik, walau memang mungkin nasibnya belum seberuntung sahabatnya yang lain yang dulu ia kenal saat SMA.
Karena diawal Dika menitih karirnya bisa dikatakan penuh dengan perjuangan dan penyesalan, karena bisa dipastikan disetiap surat lamaran yang ia berikan di Perusahaan besar selalu ditolak,dan kadang ia pun tak tahu apa yang harus diperbaiki. “Apa mungkin hanya karena fisik banyak perusahaan menolakku” dalam benak Dika berkata. Selain Gemuk, Dika pun orang yang tidak mudah percaya diri.

Pernah ada rasa dirinya untuk melamar ditempat Alex bekerja dan meminta Alex untuk menempatkanya di Perusahaan tempat ia bekerja, namun dalam benak Dika lebih memilih mandiri untuk berjuang sendiri. karena baginya, pertemanan bukan hanya tentang seberapa kita bisa memberi manfaat untuk orang lain dan meminta balasanya suatu saat, namun seberapa besar kita bisa memberikan yang terbaik untuk mereka apapun yang kan terjadi nantinya. Karena apapun yang terjadi pada diri kita masing-masing nantinya, kita hanya perlu “nothing to lose” dan menyerahkan semua pada Sang Pencipta, karena Dika yakin bahwa Roda nasib akan selalu berputar.

Walaupun jalan Dika tidak semulus temanya yang lain, ia tak pernah gentar untuk melangkah. hingga pada suatu saat Dika bertemu dengan Gilang sobat kocak Dika saat SMA. Secara nasib mungkin mereka sebelas dua belas, tapi mungkin masih lebih Gilang sedikit. hal ini terbukti saat Dika mengetahui ada lowongan pekerjaan di salim wilmar, sebuah perusahaan terkenal di Bandung.

Dika sangat berharap bisa mendapatkan kesempatan ini. Dika memberitahu tentang kabar ini kepada Gilang karena ia merasa mereka bisa berjuang bersama untuk melamar di Perusahaan ini. “Lang,Aku dapat info dari kerabat bahwa PT Wilmar sedang membuka lowongan”, ucap Dika kepada sahabatnya lewat pesan SMS. Gilang pun membalas pesan Dika : “Oh ya Dik, bagaimana jika kita melamar bersama” balas Gilang. “Siap Ndan,86”, sahut Dika dengan penuh semangat.

Dika berimajinasi, Ia membayangkan saat nantinya ia bisa satu partner dengan temanya yang dulu telah akrab semasa SMA. Namun takdir berkata lain. Justru hanya Gilanglah yang diterima di Perusahaan ini. Kembali lagi perasaan Dika kecewa karena ini kesekian kalinya ia ditolak Lamaranya di Perusahaan terkenal . Dan ada sedikit rasa kesal terhadap Gilang karena ia fikir ia berjuang bersama untuk mendapatkan posisi ini dan Dikalah yang pertama kali tahu tentang info Perusahaan ini.
Waktu terus berjalan dan akhirnya Dika bisa ikhlas akan keputusan PT Wilmar menerima kawanya bekerja disana karena dalam benak Dika mungkin memang Gilang yang pantas bekerja disana dan  ia berfikir bahwa ini memang sudah menjadi suratan takdir Sang Illahi. "mungkin ini rejeki Gilang", ujarnya dalam hati seraya menikmati kegagalanya dalam hening dan sunyinya senja sore hari itu. Entah apa yang ada dalam benak Dika, seorang yang lulus dari sebuah universitas terkemukapun terkadang sulit untuk mencari sebuah pekerjaan.

Hari-hari penuh perjuangan telah ia lewati. Ada sedikit rasa pesimis dihati Dika, namun ia tetap berusaha tegar dan tak menyerah. Dika terus berjuang. Surat lamaran satu persatupun tetap ia berikan pada Perusahaan lainya, berharap ada panggilan kerja untuk dirinya. Hingga pada suatu hari ia diterima di perusahaan Ekspedisi swasta “Ringgio Ekspress”. Bersyukurlah Dika walaupun hanya sebuah perusahaan swasta kecil namun ia sangat menekuni profesinya saat ini. Dika bersyukur akhirnya tekad dan kerja kerasnya kini menghantarkan dirinya untuk bekerja di tempat ini.

Hari demi haripun berlalu dan tak terasa kalender telah membuka lembaran barunya. Dan bersyukur karena kini Dika diangkat menjadi manajer . Namun walaupun demikian, rasanya ia ingin mencari batu loncatan ke jenjang yang lebih tinggi,karena ia sadar ia bekerja di swasta,jauh berbeda dengan perusahaan atau badan lain tempat kawan-kawanya bekerja. Namun dalam fikirnya hal itu sangat sulit bagi dirinya karena sebelum ini dia telah banyak melamar pada perusahaan dan hasilnya nihil. karena dengan segala kekuranganya dan mental Dika yang kadang up down.

Mungkin dalam benak Dika sekarang adalah berfikir tentang bagaimana cara menghapus mental block dalam dirinya itu. Karena hingga berada di posisi inipun, ia masih merasa bahwa dirinya kesepian, dan Dika menganganggap bahwa kebahagiaanya sekarang jauh dari kisahnya dulu bersama kawan-kawanya baik saat di SMA maupun kuliah.

Dalam kesepianya Dika selalu membayangkan hal terindah yang pernah ia lakukan dengan kawan-kawanya dulu. Berbeda dengan sekarang, hidupnya kini bagaikan zombi yang bernyawa, terkadang ia berfikir keras untuk bagaimana cara untuk mengisi kekosongan jiwanya, mengingat bahwa Dikapun sebenarnya adalah pendiam dan baru bisa berinteraksi saat kawan-kawanya mengajaknya untuk saling berinteraksi.

Hingga pada suatu hari ia bertemu dengan kawan terbaiknya semasa SMA dulu Bimo namanya. Entah apa yang membuat Bimo mendatangi Rumah Dika waktu itu. yang Dika tahu Bimo sedang melanjutkan studi pasca sarjananya di Universitas Indonesia. Dengan rasa yang tidak menyangka Dika pun berkata : “Bro,bukankah dirimu di UI ?”, Bimo pun menjawab : “Yoi Bro,tapi Aku harus berhenti karena sebuah alasan”. Dengan nada sinis Dikapun membalas “alasan apa emang,sok banget kamu main rahasia-rahasiaan kayak anak TK,haha” sahut Dika dengan rasa sebalnya namun ia buat santai.

Entah apa yang membuat Bimo mendatangi rumah Dika, ya memang Dikapun tidak pernah mengunjungi Bimo Karena setahu dia Bimo sedang melanjutkan pendidikanya. Dikapun heran karena ia merasa bahwa Bimo telah lama hilang tiada kabar dan bagaimana bisa ia tahu pekerjaan Dika sekarang. Namun akhirnya  mereka tetap asyik mengobrol dan saling sharing tentang masalalu mereka saat SMA.

Tidak lupa Bimopun bercerita tentang pekerjaan Dika Saat ini. “Broku sombong nih,mentang-mentang sudah diangkat menjadi manajer”, Dikapun kenapa ia bisa tahu tentang pekerjaanya sekarang. Karena Bimo dari dulu adalah seorang yang humoris tapi receh. Dengan tanpa bismillah bimo berkata “biasalah Bro,semua karena ada ikatan persahabatan yang kuat diantara kita”. Dikapun tertawa keras mendengar jawaban bimo karena memang sejak dulu mereka selalu bercerita dengan ketidakseriusan masing-masing. Dan Waktu malampun tiba hingga pada akhirnya Bimo meninggalkan Rumah Dika.

Memang seperti itulah Cerita persahabatan Dika,layaknya karir yang telah ia tekuni dan ia perjuangkan,kadang ada rasa jenuh hadir bahkan terhadap cerita petemananya. ia sadar kawanya yang lain telah berada dikejayaanya masing-masing dan telah memulai cerita barunya.

Berbeda dengan dulu saat hendak komunikasi, tak ada rasa canggung sedikitpun, karena tak ada batas diantara mereka dan memang mereka berada dalam satu tempat yang sama. Berbeda  kini dengan kesibukan masing-masing, bahkan diantara mereka ada rencana berkeluarga, bagi Dika mungkin itulah saatnya Rotasi Persahabatan terjadi dimana posisi kita akan digantikan oleh orang lain dan cerita diantara kita hanya sekedar debu masa lalu yang tertiup angin. Namun Dika sadar bahwa ia adalah saksi dari kesuksesan sahabatnya,walaupun dia bukanlah bukti kesuksesan itu.
Pada akhirnya Dika kembali melanjutkan kehidupanya seperti sedia kala. Dika percaya suatu saat nanti Ia bisa dipertemukan kembali dengan kawan,keluarga dan orang- orang yang Dika sayangi kelak dikehidupan selanjutnya.

Dan inilah akhir dari cerita Dika. Walaupun terkesan sederhana,Cerita ini adalah gambaran nyata dari Penulis dalam tulisan yang singkat, karena cerita yang sesungguhnya bila dijabarkan maka mungkin akan setebal novel edensor ataupun laskar pelangi. Namun sebisa mungkin penulis menjabarkan kisahnya dalam sebuah cerpen yang sederhana ini.

Pada kesimpulanya, sesungguhnya Rotasi persahabatan itu pasti terjadi.sehebat apapun persahabatan yang kita jalin pada masa lalu, akan tiba masanya cerita itu berganti dan bertukar dengan kisah baru bersama orang berbeda yang mungkin jauh lebih spesial, walau terkadang membuat diri kita merasa kehilangan akan hal ini. Namun yakinlah bahwa setiap persahabatan akan istimewa bila dilandasi dengan ketaqwaan,seperti sebuah Firman :
“Teman-teman akrab pada hari itu(hari kiamat)sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa”(qs.Az Zukhuf :67)

Dan pada akhirnya penulis ingin menyampaikan sebuah kata filsuf :  “Kita menyebut seseorang yang kehilangan ayahnya seorang yatim; sedangkan seorang duda adalah pria yang kehilangan istrinya. Tapi seseorang yang mengenal ketidakbahagiaan karena kehilangan seorang teman, dengan nama apa kita harus menyebutnya? Di sini semua bahasa diam dan berdamai dalam ketidakmampuannya.”. Joseph Roux



SELESAI