ROTASI PERSAHABATAN
Sang Surya mulai menampakan dirinya di ufuk timur, pertanda hari
baru telah dimulai. Layaknya seorang insan lainya, Dika, seorang lulusan dari
SMA Bina Bangsa ini mengawali hari barunya selepas kelulusanya seminggu lampau.
Sembari menentukan langkahnya untuk melanjutkan studinya. Layaknya remaja pada
umumnya, Dika mencari info tentang sekolah lanjutan yang banyak orang lain favoritkan.
Walaupun sudah lulus dari SMA, ia masih terbiasa selalu
berkomunikasi dengan sobatnya semasa SMA (Alex,Miko, Gilang dan Bimo). Selalu
ada alasan untuk mengawali percakapan diantara mereka. Mungkin karena cerita
masa SMA mereka dulu yang telah terukir dan masih melekat dihati masing",kalau kata
lagu Mas Bondan sih “Kita Untuk Selamanya”, hiya,hiya,hiya.
Akhirnya Dika Mengambil jurusan Teknik di
Universitas Padjajaran bersama kawannya semasa SMA yaitu Alex. Bertahun-tahun
saling mengenal menjadikan mereka berdua saling mengenal karakter satu dengan
lainya. Tak jarang perselisihan memang bukan lagi menjadi lagu lama bagi kedua
remaja ini. Ya memang terkadang hal sekecil apapun bisa menjadi konflik bagi
duo sejoli ini. Tak heran walau mereka telah berada dibangku kuliah, konflik
masih sering muncul diantara keduanya. Namun yang perlu disadari, terkadang
konflik itulah yang menyatukan persahabatan diantara keduanya.
Pernah suatu masa saat SMA, Dika dan Alex
renggang karena sebuah masalah. “Bro, kenapa sih Kamu tidak mau satu kelompok denganku ?” Ujar Dika kepada
Alex. Dan dengan santainya Alex menjawab : “Maaf, bukanya kamu yang menolak
ajakanku untuk satu kelompok”. Ya memang sepele masalah diantara keduanya ini.
Memang diantara mereka sering selisih paham disaat SMA, walau terkadang dekat, malah
banyak jauhnya. Tapi akhirnya mereka kembali berteman saat Keduanya di bangku
kuliah.
Semester
demi semester telah dilewati Dika bersama Alex dan tak diduga Alex berhasil
lulus mendahului Dika dengan nilai Cumlaude. Sungguh beruntung memang nasib
Sahabat Dika yang satu ini. Dan berkat prestasinya itu, Alex melanjutkan
Karirnya di salah satu perusahaan terkenal di Kota Bandung yaitu PT CIWALK.
Memang nasib memihak pada Alex karena dia diangkat menjadi direktur utama di
Perusahaan tersebut.
Namun
walau demikian terkadang malah dia selalu iseng pada Dika, sekedar
menanyakan kabar, sampai ngajak hunting ke rekreasi hits di kota Bandung. ya
memang begitulah Alex, mungkin memang sudah menjadi hobinya hunting dari semasa
mereka SMA dahulu. Seperti pada suatu hari : “Bro, hari ini tidak ada Jadwal kuliah
kan,yuk kita ke Cibaduyut”, Dikapun dengan sok sibuknya menjawab : “Sabtu
kosong kuy,hari ini ada presentasi”. Tapi sesibuk apapun Dika sebisa mungkin ia
meluangkan waktu untuk sahabatnya ini. Hingga sampai saat ini pun mereka masih
saling berhubungan meskipun waktu terkadang menjadi penghalang.
Lain
cerita dengan sahabat Dika lainya yang bernama Miko. Setelah lulus dari studinya
di Universitas ITB, Miko bekerja sebagai cheff di “King Queen”,sebuah resto
internasional di Semarang . Walaupun Dika dan Miko ini beda Universitas,
nampaknya tidak mengubah cerita mereka semasa SMA. dimana dulu saat SMA,mereka
pernah dihadapkan dalam project kimia bersama di masyarakat. Entah mungkin
mereka satu sekolah atau karena project tersebut yang menjadikan kedekatan
diantara keduanya saling terjalin. Dan untuk saat ini keduanya fokus dengan
studinya masing-masing. Walaupun dengan kesibukanya, mereka masih sering saling
berhubungan lewat sosial media facebook hanya untuk sekedar saling menanyakan
kabar.
Miko
memang seorang yang hebat, karena selain sukses di akademik dan karir, sahabatnya
ini juga sukses dalam bidang percintaan. Buktinya ia telah memiliki tunangan.
Ya, Dika kaget saat mendengar kabar ini. Miko berkata : “Gan, Aku minta doanya
agar pertunanganku nanti diberi kelancaran”,celoteh Miko lewat dinding Chat di
Facebook. Dengan Shock Dika pun membalas “Bukankah kau dulu seoang introvert
Boy,hehe maaf bercanda”. “iya bro,mungkin begitulah Tuhan menuliskan naskah
kehidupan ini” sahut Miko.
Dika sadar bahwa semua memang takdir dari Sang Pencipta
untuk menciptakan manusia bepasangan dan suatu saat, Dikapun berharap menemukan
jodohnya, setidaknya agar dia tak lagi disebut Jones lillah (jomblo happiness
lillahita'ala,hahahaha). Memang saat ini walaupun Miko sudah melangsungkan
pertunanganya, baik Dika maupun Miko lebih memilih untuk fokus menyelesaikan
studinya dan mengejar karir.
Hingga
pada akhirnya Dika menyelesaikan studinya di Universitas Padjajaran dengan
nilai yang cukup baik, walau memang mungkin nasibnya belum seberuntung sahabatnya
yang lain yang dulu ia kenal saat SMA.
Karena
diawal Dika menitih karirnya bisa dikatakan penuh dengan perjuangan dan
penyesalan, karena bisa dipastikan disetiap surat lamaran yang ia berikan di
Perusahaan besar selalu ditolak,dan kadang ia pun tak tahu apa yang harus
diperbaiki. “Apa mungkin hanya karena fisik banyak perusahaan menolakku” dalam
benak Dika berkata. Selain Gemuk, Dika pun orang yang tidak mudah percaya diri.
Pernah
ada rasa dirinya untuk melamar ditempat Alex bekerja dan meminta Alex untuk
menempatkanya di Perusahaan tempat ia bekerja, namun dalam benak Dika lebih
memilih mandiri untuk berjuang sendiri. karena baginya, pertemanan bukan hanya
tentang seberapa kita bisa memberi manfaat untuk orang lain dan meminta
balasanya suatu saat, namun seberapa besar kita bisa memberikan yang terbaik
untuk mereka apapun yang kan terjadi nantinya. Karena apapun yang terjadi pada
diri kita masing-masing nantinya, kita hanya perlu “nothing to lose” dan
menyerahkan semua pada Sang Pencipta, karena Dika yakin bahwa Roda nasib akan
selalu berputar.
Walaupun
jalan Dika tidak semulus temanya yang lain, ia tak pernah gentar untuk
melangkah. hingga pada suatu saat Dika bertemu dengan Gilang sobat kocak Dika
saat SMA. Secara nasib mungkin mereka sebelas dua belas, tapi mungkin masih
lebih Gilang sedikit. hal ini terbukti saat Dika mengetahui ada lowongan
pekerjaan di salim wilmar, sebuah perusahaan terkenal di Bandung.
Dika
sangat berharap bisa mendapatkan kesempatan ini. Dika memberitahu tentang kabar
ini kepada Gilang karena ia merasa mereka bisa berjuang bersama untuk melamar
di Perusahaan ini. “Lang,Aku dapat info dari kerabat bahwa PT Wilmar sedang
membuka lowongan”, ucap Dika kepada sahabatnya lewat pesan SMS. Gilang pun
membalas pesan Dika : “Oh ya Dik, bagaimana jika kita melamar bersama” balas
Gilang. “Siap Ndan,86”, sahut Dika dengan penuh semangat.
Dika
berimajinasi, Ia membayangkan saat nantinya ia bisa satu partner dengan temanya
yang dulu telah akrab semasa SMA. Namun takdir berkata lain. Justru hanya
Gilanglah yang diterima di Perusahaan ini. Kembali lagi perasaan Dika kecewa
karena ini kesekian kalinya ia ditolak Lamaranya di Perusahaan terkenal . Dan
ada sedikit rasa kesal terhadap Gilang karena ia fikir ia berjuang bersama
untuk mendapatkan posisi ini dan Dikalah yang pertama kali tahu tentang
info Perusahaan ini.
Waktu
terus berjalan dan akhirnya Dika bisa ikhlas akan keputusan PT Wilmar menerima
kawanya bekerja disana karena dalam benak Dika mungkin memang Gilang yang
pantas bekerja disana dan ia berfikir
bahwa ini memang sudah menjadi suratan takdir Sang Illahi. "mungkin ini
rejeki Gilang", ujarnya dalam hati seraya menikmati kegagalanya dalam hening
dan sunyinya senja sore hari itu. Entah apa yang ada dalam benak Dika, seorang
yang lulus dari sebuah universitas terkemukapun terkadang sulit untuk mencari
sebuah pekerjaan.
Hari-hari
penuh perjuangan telah ia lewati. Ada sedikit rasa pesimis dihati Dika, namun
ia tetap berusaha tegar dan tak menyerah. Dika terus berjuang. Surat lamaran
satu persatupun tetap ia berikan pada Perusahaan lainya, berharap ada panggilan
kerja untuk dirinya. Hingga pada suatu hari ia diterima di perusahaan Ekspedisi
swasta “Ringgio Ekspress”. Bersyukurlah Dika walaupun hanya sebuah perusahaan
swasta kecil namun ia sangat menekuni profesinya saat ini. Dika bersyukur
akhirnya tekad dan kerja kerasnya kini menghantarkan dirinya untuk bekerja di
tempat ini.
Hari
demi haripun berlalu dan tak terasa kalender telah membuka lembaran barunya. Dan
bersyukur karena kini Dika diangkat menjadi manajer . Namun walaupun demikian, rasanya
ia ingin mencari batu loncatan ke jenjang yang lebih tinggi,karena ia sadar ia
bekerja di swasta,jauh berbeda dengan perusahaan atau badan lain tempat
kawan-kawanya bekerja. Namun dalam fikirnya hal itu sangat sulit bagi dirinya
karena sebelum ini dia telah banyak melamar pada perusahaan dan hasilnya nihil.
karena dengan segala kekuranganya dan mental Dika yang kadang up down.
Mungkin
dalam benak Dika sekarang adalah berfikir tentang bagaimana cara menghapus
mental block dalam dirinya itu. Karena hingga berada di posisi inipun, ia masih
merasa bahwa dirinya kesepian, dan Dika menganganggap bahwa kebahagiaanya
sekarang jauh dari kisahnya dulu bersama kawan-kawanya baik saat di SMA maupun
kuliah.
Dalam
kesepianya Dika selalu membayangkan hal terindah yang pernah ia lakukan dengan
kawan-kawanya dulu. Berbeda dengan sekarang, hidupnya kini bagaikan zombi yang
bernyawa, terkadang ia berfikir keras untuk bagaimana cara untuk mengisi
kekosongan jiwanya, mengingat bahwa Dikapun sebenarnya adalah pendiam dan baru
bisa berinteraksi saat kawan-kawanya mengajaknya untuk saling berinteraksi.
Hingga
pada suatu hari ia bertemu dengan kawan terbaiknya semasa SMA dulu Bimo
namanya. Entah apa yang membuat Bimo mendatangi Rumah Dika waktu itu. yang Dika
tahu Bimo sedang melanjutkan studi pasca sarjananya di Universitas Indonesia.
Dengan rasa yang tidak menyangka Dika pun berkata : “Bro,bukankah dirimu di UI
?”, Bimo pun menjawab : “Yoi Bro,tapi Aku harus berhenti karena sebuah alasan”.
Dengan nada sinis Dikapun membalas “alasan apa emang,sok banget kamu main
rahasia-rahasiaan kayak anak TK,haha” sahut Dika dengan rasa sebalnya namun ia
buat santai.
Entah
apa yang membuat Bimo mendatangi rumah Dika, ya memang Dikapun tidak pernah
mengunjungi Bimo Karena setahu dia Bimo sedang melanjutkan pendidikanya. Dikapun heran karena ia merasa bahwa Bimo telah lama hilang
tiada kabar dan bagaimana bisa ia tahu pekerjaan Dika sekarang. Namun akhirnya mereka tetap asyik mengobrol dan saling
sharing tentang masalalu mereka saat SMA.
Tidak
lupa Bimopun bercerita tentang pekerjaan Dika Saat ini. “Broku sombong
nih,mentang-mentang sudah diangkat menjadi manajer”, Dikapun kenapa ia bisa
tahu tentang pekerjaanya sekarang. Karena Bimo dari dulu adalah seorang yang
humoris tapi receh. Dengan tanpa bismillah bimo berkata “biasalah Bro,semua
karena ada ikatan persahabatan yang kuat diantara kita”. Dikapun tertawa keras
mendengar jawaban bimo karena memang sejak dulu mereka selalu bercerita dengan
ketidakseriusan masing-masing. Dan Waktu malampun tiba hingga pada akhirnya
Bimo meninggalkan Rumah Dika.
Memang
seperti itulah Cerita persahabatan Dika,layaknya karir yang telah ia tekuni dan
ia perjuangkan,kadang ada rasa jenuh hadir bahkan terhadap cerita petemananya.
ia sadar kawanya yang lain telah berada dikejayaanya masing-masing dan telah
memulai cerita barunya.
Berbeda
dengan dulu saat hendak komunikasi, tak ada rasa canggung sedikitpun, karena
tak ada batas diantara mereka dan memang mereka berada dalam satu tempat yang
sama. Berbeda kini dengan kesibukan
masing-masing, bahkan diantara mereka ada rencana berkeluarga, bagi Dika
mungkin itulah saatnya Rotasi Persahabatan terjadi dimana posisi kita akan
digantikan oleh orang lain dan cerita diantara kita hanya sekedar debu masa
lalu yang tertiup angin. Namun Dika sadar bahwa ia adalah saksi dari kesuksesan
sahabatnya,walaupun dia bukanlah bukti kesuksesan itu.
Pada
akhirnya Dika kembali melanjutkan kehidupanya seperti sedia kala. Dika percaya
suatu saat nanti Ia bisa dipertemukan kembali dengan kawan,keluarga dan orang-
orang yang Dika sayangi kelak dikehidupan selanjutnya.
Dan inilah
akhir dari cerita Dika. Walaupun terkesan sederhana,Cerita ini adalah gambaran
nyata dari Penulis dalam tulisan yang singkat, karena cerita yang sesungguhnya
bila dijabarkan maka mungkin akan setebal novel edensor ataupun laskar pelangi.
Namun sebisa mungkin penulis menjabarkan kisahnya dalam sebuah cerpen yang
sederhana ini.
Pada
kesimpulanya, sesungguhnya Rotasi persahabatan itu pasti terjadi.sehebat apapun
persahabatan yang kita jalin pada masa lalu, akan tiba masanya cerita itu
berganti dan bertukar dengan kisah baru bersama orang berbeda yang mungkin jauh
lebih spesial, walau terkadang membuat diri kita merasa kehilangan akan hal
ini. Namun yakinlah bahwa setiap persahabatan akan istimewa bila dilandasi
dengan ketaqwaan,seperti sebuah Firman :
“Teman-teman
akrab pada hari itu(hari kiamat)sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain
kecuali orang-orang yang bertaqwa”(qs.Az Zukhuf :67)
Dan
pada akhirnya penulis ingin menyampaikan sebuah kata filsuf : “Kita
menyebut seseorang yang kehilangan ayahnya seorang yatim; sedangkan seorang
duda adalah pria yang kehilangan istrinya. Tapi seseorang yang mengenal
ketidakbahagiaan karena kehilangan seorang teman, dengan nama apa kita harus
menyebutnya? Di sini semua bahasa diam dan berdamai dalam ketidakmampuannya.”.
Joseph Roux
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar